Latest Posts

SPONSORSHIP BY: OPEX CONSULTANT GROUP. WEBSITE: (WWW.OPEXCG.COM)

Mahanila Store
Mahanila Store
Mahanila Store

Cross Col

Friday 29 July 2016

Etika, Moralitas dan Integritas (Kejujuran).

Etika, Moralitas dan Integritas (Kejujuran)





Dua belas tahun lalu,


Seorang wanita pergi kuliah di Prancis. Dia harus kerja dan sambil kuliah. Dia perhatikan bahwa sistem transportasi ditempat itu menggunakan sistem "otomatis", artinya Anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan periksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada. Setelah dia temukan kelemahan sistem ini, dengan kelicikannya dia perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket sangat kecil.




Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya. Dia juga menghibur dirinya karena dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalau bisa irit ya irit. Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yang akan mempengaruh karirnya.





Setelah 4 tahun berlalu, dia tamat dari fakultas yang ternama dengan angka yang sangat bagus.
Ini membuat dirinya penuh dengan keyakinan. Dia mulai memohon kerja di perusahan yang ternama di Paris dengan pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya, semua perusahan ini menyambut dia dengan hangat. Namun berapa hari kemudian, semuanya menolak dia untuk berkerja.


Kegagalan yang terjadi berulang kali membuat dia sangat marah. Dia mulai anggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing. Akhirnya, dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja utk bertemu dengan managernya. Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.




Ternyata, penjelasannya diluar dugaannya. Berikutnya adalah dialog mereka.



*Manager*: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkanmu. Pada saat Anda mohon bekerja di perusahaan, kami terkesan dengan pendidikan dan prestasi Anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, Anda sebenarnya pekerja yang kami cari-cari.



*Wanita*: Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima aku bekerja?



*Manager*: Karena kami periksa sejarahmu, ternyata Anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.



*Wanita*: Aku mengakuinya, tapi masa karena perkara kecil ini perusahan menolak pekerja yang mahir dan banyak kali tulisannya terbit di majalah?



*Manager*: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini perkara kecil. Kami perhatikan pertama kali Anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini. Petugas percaya dengan penjelasan bahwa Anda masih belum mengerti sistem pembayaran. Diampuni, tapi Anda tertangkap 2x lagi setelah itu.



*Wanita*: Oh karena tidak ada uang kecil saat itu.



*Manager*: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan Anda. Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin Anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.



*Wanita*: Itu bukan kesalahan mematikan kan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa.



*Manager*: Saya tidak anggap demikian. Perbuatan Anda membuktikan dua hal:

                    1. Anda tidak mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam
                       peraturan dan memanfaatkan untuk diri sendiri.
                    2. Anda tidak bisa dipercaya. Banyak pekerjaan di perusahan kami tergantung pada
                       kepercayaan. Jika Anda diberikan tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah,
                       maka Anda akan diberikan kuasa yang besar. Karena alasan efisiensi biaya, kami tidak
                       sanggup memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu. Perusahan kami
                       mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai
                      Anda.  Saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak ada perusahan
                      yang mau menerima Anda.


Pada saat itu, wanita ini seperti bangun dari mimpinya dan sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya gentar.


Pesan kejadian diatas adalah:



*Moral dan etika bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran*

*Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong etika yg buruk*

*Mari perbaiki diri...mari menjadi diri yang lebih baik!


Semua kita yang berbenah akan membuat bangsa ini akan lebih bermartabat dan berwibawa.

Previous
Next

0 comments:

Post a Comment

Thank you for your comments